Ulama
asal kediri yang buah karyanya diakui ulama – ulama internasional sebut saja
kitab yang saat ini di bajak oleh penerbit Darul Imayah Beirut berjudul”
Sirajut Thalibin” , Kitab tersebut kini banyak beredar di Indonesia namun entah
salah cetak atau sengaja dicantumkan pengarang tersebut Syech Zaini dahlan
padahal harusnya adalah Syech Ihsan Muhammad Dahlan dari Jempes kediri. Saya
tidak habis pikir Penerbit t Darul Imayah di Beirut merupakan perusahaan
penerbitan yang telah masyhur bisa salah cetak dan menurut saya ada unsur
kesengajaan untuk membajak buah karya ulama Kediri tersebut , karena kata
pengantar /Taqridah dari KH.Hasyim Asy’ari dalam kitab asli tersebut di buang dan
di ganti dengan Biografi Syech Zaini Dahlan ( ulama timur tengah ). Kitab
Sirajut Thalibin adalah syarah atau penjabaran dari kitab Minhajul Abidin karya
Imam Ghazali. Sirajut Thalibin ini sempat mendapatkan pujian luas dari ulama
Timur Tengah dan kini menjadi referensi utama para mahasiswa di Mesir dan
negara-negara Timur Tengah yang lain , kitab ini juga dikaji di beberapa
majelis taklim kaum muslimin di Afrika dan Amerika. Siapa sebetulnya Syech
Ihsan Jampes tersebut?? KH.Ihsan Dahlan Jampes adalah Putra dari seorang ulama
yang sejak kecil tinggal dilingkungan Pesantren terkenal nakal, orang memanggil
dengan sebutan “Bakri” lahir sekitar tahun 1901 di desa Jampes Kediri jawa
timur. Ayahnya bernama Kh.Dahlan . Kegeramaran Syech Ihsan remaja adalah nonton
wayang sambil ditemani kopi dan rokok dan yang membuat khawatir keluarganya
adalah kegemaran bermain judi. Bakri julukan Syech ihsan kecil sangat mahir
bermain judi , sudah beberapa kali ayahnya menasehatinya agar berhenti
melakukan perbuatan buruk tersebut , namun kebiasaan putranya tersebut belum
juga berubah masih saja gemar bermain Judi . hingga suatu hari Ayahnya Bakri
Kh.Dahlan mengajaknya berziarah ke makam seorang ulama bernama Kh Yahuda yang
juga masih ada hubungan kerabat dengan ayahnya, disana ayahnya bermunajat
kepada Alloh agar putranya sadar dan insyaf dan memohon kepada alloh kalau saja
putranya masih saja seperti itu agar di beri umur pendek agar tidak membawa
mudharat bagi umat. Selepas ziarah tersebut suatu malam Syech Ihsan bermimpi di
datangi oleh seorang berwujud kakek sedang membawa sebuah batu yang sangat
besar yang siap di lemparkan ke kepala Syech Ihsan sambil berkata ” Hai cucu ku
kalau engkau tidak menghentikan kebiasaan burukmu yang suka berjudi, aku akan
lemparkan Batu besar ini ke pala mu” kata Kakek tersebut. ” Apa hubungannya
kakek dengan ku..? mau berhenti atau terus bukan urusan kakek ” Timpal Syech
Ihsan. Tiba tiba Sang kakek tersebut melempar batu besar tersebut ke kepala
Syech Ihsan….hingga pecah kepalanya…Saat itu Syech Ihsan terbangun dari
tidurnnya sambil mulutnya mengucapkan istighfar”‘ Astaghfirlulloh…..apa yang
sedang terjadi kepadaku….Ya Alloh….ampuni dosaku….. Sejak saat itu Syech Ihsan
menghentikan kebiasaannya bermain judi dan mulai gemar menimba ilmu dari satu pesantren
ke pesantren lainnya di pulau Jawa . Mengambil berkah dan restu dari para ulama
ulama di jawa seperti Kh.Saleh darat, Kh.Hasyim Asyari dan Kh Muhammad Kholil
Madura. Setelah sekian lama merlakukan pengembaraan dalam menuntut ilmu sekitah
tahun 1932 Syech Ihsan mulai menetap dan mengajar . Hari hari beliau gunakan
untuk mengajar dan menulis Kitab sambil di temani Kopi dan rokok yang menjadi
ciri khasnya, begitu banyak karya karya beliau yang di akui oleh para ulama
ulama nusantara dan internasional, KItab Siraj al-Thalibin, yang ditulis
sekitar 1932-33 sebagai syarah atas karya Al-Ghazali, yang sangat dalam
membahas persoalan-persoalan tasawuf dan kitab tersebut dibuat kata pengantar
langsung dari Kh.Hasyim Asyari tebuireng Jombang . Model thasawuf yang di bahas
dalam kitab tersebut menawarkan Konsep Thawasuf masa kini Misalnya ajaran
tentang konsep uzlah yang secara umum diartikan sebagai pengasingan diri dalam
kesunyian duniawi, oleh Syekh Ihsan dalam kitab tersebut dimaknai sebagai
pengasingan diri dalam kehidupan bersama masyarakat yang majemuk. Uzlah bukan
lagi menyepi, tapi bagaimana hidup dalam masyarakat majemuk. Inilah yang
disebut sebagai tasawuf hadzaz zaman (tasawuf zaman ini) . KOnsef zuhud
diartikan sebagai tapa dunia atau menghindari harta benda. Syekh Ihsan
mengajarkan bahwa orang yang zuhud sebenarnya adalah mereka yang dikejar harta,
namun tak merasa memiliki harta itu sama sekali. ”Jadi zuhud adalah tapa dunia
tapi malah kaya. Nah kalau sudah kaya lantas mencari jalan yang terbaik dalam
menafkahkan hartanya itu. Inilah ajaran Sirajut Thalibin. Bahkan Syech Ihsan
sendiri adalah Ulama yang kaya raya,” Satu lagi pelajaran dari Sirajut Thalibin
adalah soal syukur, atau berterimakasih atas semua karunia dari Allah SWT. Kata
Syekh Ihsan dalam juz dua kitab Sirajut Thalibin, doa yang paling tinggi adalah
kalimat Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Tebalnya Kitab tersebut nyaris
seribu halaman, dibagi dalam dua juz. Sebelumnya, pada 1930 Syech Ihsan sudah
menulis sebuah kitab di bidang Ilmu Falak berjudul Tashrih al-Ibarat yang
merupakan syarah atas Natijat al-Miqat karya KH Ahmad Dahlan Semarang. Karya
lainnya yang unik adalah Kitab “Irsyadu Al ikhwan Fi bayani al hukmu Al Qohwa
wad Dukhon ” terinspirasi karena kegeramarannya Syech Ihsan yang suka Kopi
dengan Rokok. Walaupun Syech Ihsan tidak pernah belajar di Mekkah namun
kemampuan bahasa Arab dan keterampilannya dalam menulis kitab berbahasa Arab
sangat luar biasa dan ada sebuah karya Syech Ihsan yang menjadi manuskrip yang
tersimpan di Perpustakaan Kairoh selama bertahun tahun berjudul ” Manahijul
Imdad” merupakan syarah (komentar) dari kitab Irsyadul Ibad (petunjuk bagi para
hamba) karya Syekh Zainuddin Malibari ( lombok ) . Kitab setebal 118 halaman
itu diulas kembali oleh Syech Ihsan dalam kitab setebal 1050 halaman yang
terdiri dari dua juz. Kitab ini berada dalam jalur kajian fikih namun berbeda
dengan kitab fikih formal lainnya sebab lebih condong ke ajaran tasawuf dan
pada bab-bab tertentu banyak menunjukkan fadhilah-fadhilah (keutamaan)
melakukan ibadah. Manuskrip kitab yang tersimpan di perpustakaan Kairo akhirnya
di minta oleh pihak keluarga dan diterbitkan oleh salah seorang murid beliau
yang tinggal di semarang. Pada tanggal 15 September 1952 Syech Ihsan Dahlan
dipanggil oleh Alloh swt dengan meninggalkan karya karya tulis dan kitab yang
saat ini menjadi rujukan para ulama ulama baik nusantara maupun internasional.
KH. Ihsan Muhammad Dahlan
Ditulis Oleh Unknown on Sabtu, 08 November 2014 | 09.05
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Label:
Biografi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar